Friday 15 April 2016

Tugas Minggu Ke-1: Materi 1 "Azas-Azas Lingkungan"

PENGETAHUAN LINGKUNGAN
AZAS-AZAS LINGKUNGAN 



Disusun Oleh  :
Dimas Dwi Aryadi
32413488
 (Kelompok 2)



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016






I.              Pendahuluan
Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, batasan dari ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Secara struktural ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik ekosistem meliputi: sumber daya tumbuhan, sumber daya hewan, jasad renik, dan sumber daya manusia. Komponen abiotik ekosistem meliputi: sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya energi fosil, udara, serta cuaca dan iklim. Masing-masing komponen yang menjadi bagian dari ekosistem tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan erat. Adapun faktor lingkungan pembatas berperan besar dalam menentukan komposisi organisme dalam suatu ekosistem. Dalam konsep faktor pembatas dikemukakan bahwa setiap organisme memiliki kisaran toleransi terhadap setiap faktor lingkungan abiotik.
Kehidupan di danau, kolam, gunung, lautan, gurun pasir berjalan terus tanpa ada mnusia yang memberikan makanan, membersihkan kotoran, mengatur suhu dan kegiatan lainnya. Selama jutaan tahun, hewan, tanaman, dan mikroorganisme telah mengembangkan cara mereka sendiri untuk tetap dapat bertahan hidup secara bersama-sama dalam satu ligkungan tertentu. Ekologi merupakan ilmu yang memperhatikan bagaimana makhluk hidup tinggal dalam lingkungan mereka, mengambil segala keperluan mereka dari lingkungan mereka, dan juga memberikan sumbangan peran dalam lingkungan mereka. Fokus perhatian ekologi adalah ekosistem, yang dibentuk oleh sejumlah makhluk hidup yang tinggal bersama dalam suatu lingkungan dan saling berinteraksi satu dengan lainnya. Ekosistem dapat mencakup satu lingkungan kecil seperti setetes air tapi bisa juga besar seluas lautan.


II.           Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. berasal dari kata Yunani Oikos ('habitat') dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Menurut Arnest Haeckel (1860) ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang "makhluk hidup dalam rumahnya" atau "rumah tangga makhluk hidup". Dengan kata lain ekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan biologis dan fisik dalam menjalankan kehidupannya, dan bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi distribusi dan kelimpahan suatu jenis makhluk hidup. Makhluk hidup dapat bertahan hidup karena kebutuhan hidupnya terpenuhi, makanan cukup oksigen untuk bernapas cukup, suhu lingkungan yang cocok, itu semua dipelajari dan kemudian dipelajari pula bagaimana jumlah serta distribusi jenis makhluk hidup bisa mempengaruhi kondisi biologis dan fisik suatu lingkungan. Ekologi ekosistem merupakan suatu studi untuk mempelajari tentang komponen biotik dan abiotik dari suatu ekosistem dan bagaimana interaksi yang terjadi diantara komponen-komponen tersebut.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.



Gambar 1. Ekologi melibatkan komponen biotik & abiotik yang saling berinteraksi
Ekologi melibatkan hubungan antara kelompok produsen dan konsumen. Kelompok produsen merupakan kelompok yang menyediakan barang atau jasa sedangkan konsumen menggunakan barang atau jasa. Dalam konteks ekologi, kelompok produsen adalah kelompok yang bertugas menyediakan sumber-sumber energi bagi konsumen. Biasanya yang bertindak sebagai produsen adalah kelompok tumbuhan berhijau daun yang memiliki kemampuan merubah unsur-unsur anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan cahaya matahari yang kemudian digunakan oleh konsumennya melalui proses makan.
Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

III.      Azas-Azas Pengetahuan Lingkungan
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas  dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). Azas-azas ilmu lingkungan itu antara lain :
ASAS 1: (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental  dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Contoh: Banyaknya kalori, energi yang  terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2: Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Azas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Asas ini  sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
ASAS 3: Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman.
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
ASAS 4: Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit  kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum,  bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang  disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang  sudah mendekati batas maksimum.
ASAS 5: Pada asas 5 ini ada dua hal  penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
ASAS 6: Individu dan spesies yang  mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.  Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
ASAS 7 : Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam yang “mudah diramal”.
Mudah diramal”: adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relatif  . lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya  untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor  lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu  diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.

ASAS 8 : Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
ASAS 9 : Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ;  D ≈ T, T = waktu rata-rata penggunaan energi; K = koefisien tetapan ; B = biomassa; P = produktivitas; D = keanekaragaman.
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10 :Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
ASAS 11 : Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi,  biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).
ASAS 12 : Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.

ASAS 13: Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14 : Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang  nanti akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi
 















Bagan 1. Hubungan logis di antara 14 asas ilmu lingkungan (Watt,1973)

1.      Azas mengenai sumber daya alam
Azas-azas yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah azas-azas yang berhubungan dengan materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman. Azas yang berhubungan dengan energi yang dinyatakan sebagai berikut :
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianaggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan . Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak hilang dihancurkan atau diciptakan.” Azas ini telah menjadi hukum dan dikenal dengan hukum termodinamika I, atau dikenal juga hukum konservasi energi.
Azas ini menerangkan bahwa pada populasi atau ekosistem ada aliran energi. Azas ini menerangkan proses pelepasan dan penyimpanan energi. Hanya saja pada aliran energi tadi ada inefisiensi atau ada energi yang terlepas dalam bentuk panas pada setiap rantai siklus energi. Ini sesuai dengan azas ke-2 tentang energi yang menyatakan bahwa “ Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.”
2.             Azas mengenai stabilitas sistem ekologi
“Untuk semua kategori sumber alam kalau pengadaannya sudah mencapai titik optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan pertambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Jika telah mencapai batas maksimum maka sumber alam itu justru akan rusak.” Azas ini disebut juga azas penjenuhan. Jumlah individu populasi tergantung pada pengadaan sumber alam yang berkaitan.
Azas berikutnya yang berkaitan dengan stabilitas sistem ekologi, menyatakan bahwa sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). Azas ini menerangkan bahwa ekosistem atau populasi atau tingkat makanan yang mantap mengalirkan energi, biomassa dan keanekaragaman ke ekosistem atau populasi yang belum mantap. Denagn kata lain energi, materi, keanekaragaman bergerak dari yang sederhana ke raah yang lebih kompleks, atau dari subsistem rendah energi dipindahkan ke subsistem yang lebih tinggi. (Dr. Abdul Razak dan dr. H. Armin Arief 2006 : 23)
3.             Azas mengenai fluktuasi populasi
Azas yang berkaitan dengan fluktuasi populasi menyatakan bahwa “derjat keteraturan naik turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nantinya akan mempengaruhi populasi. (Dr. Abdul Razak dan dr. H. Armin Arief 2006: 23)
Sebagai ilustrasi, kita berikan contoh atau analogi untuk menerangkan azas diatas. Misalnya burung elang sangat bergantung pada tikus tanah sebagai bahan makanan utamanya. Tikus tanah tergantung pada spesies tumbuhan, tumbuhan hidup juga tergantung pada jenis tanahnya.

4.             Azas Rantai dan jaringan makanan
Suatu organisme hidup akan selalu mrmbutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubunagn timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Didalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora-omnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%-90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Ada 2 tipe dasar rantai makanan :
a.              Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya : tumbuhan-herbivora-carnivora-omnivora.
b.             Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan sisa) predator dan bangkai.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok yaitu:
a. Rantai pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora.
b. Rantai parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit
c. Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.










Daftar Pustaka
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_LINGKUNGAN_UNTUK_SD/BBM_1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196202131990012-SRI_HAYATI/MK-EKOLOGI_DAN_LINGKUNGAN/KONSEP_DASAR_EKOLOGI_DAN_LINGKUNGAN.pdf

http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/EKOLOGI-DAN-ILMU-LINGKUNGAN.doc
Posted on by Samid | No comments

0 comments:

Post a Comment